Tag Archives: exo

Senja Viloet, KaiSoo

Senja Viloet, KaiSoo

                                                                               Senja Vilovet

                                                                                 Hyeoraa

D.O Kyungsoo

Kim Jongin

Byun Baekhyun


 

Kamu tau hal apa yang paling indah?

Ketika melihatmu berpadu dengan senja di sore hari di musim semi di negri sakura sembari memperihatkan keiindahan mata mu yang bulat dan semburan merah di pipi mochi mu. Tidak ada yang bisa membohongi itu.


purple_sunset_violet_sunset_landscape_nature_twilight_lake-911945.jpg!d

   Langit sangat cerah sore itu, seperti tidak menampilkan tentang kesedihan dunia yang terjadi setiap waktu. Anak-anak bermain dengan mengayuh speda kecil milik mereka sambil mengintari taman, bibirnya terangkat, matanya berbentuk seperti bulan sabit seketika di saat mereka saling mengejar satu sama lain. Teriakan dan ketawa renyah seperti rengginang di dalam kaleng konghuan terdengar nyaring di penjuru taman itu.

2 April dimana musim seminya di jepang, bunga sakura mulai mekar seperti gumpalan pipi anak kecil kalau sedang malu-malu menerima permen, dan  bunga sakura memperlihatkan kecantikannya seperti mengungkapkan dialah primadonanya jepang yang selalu di elu-elukan. Banyak orang-orang bermain di taman, mau itu menatap bunga sakura saja atau berjalan kaki sambil menikmati udara.

“Kyungsoo ya~” lelaki itu menoleh ketika namanya dikumandangkan seseorang, dia memutarkan tubuhnya untuk menghadap yang mempunyai suara tersebut. Mata bulatnya menyipit seketika menandakan bahwa iya tersenyum, bibir pulm nya tertarik membuat lengkungan indah di wajah manisnya.

“Aku terus mencarimu kyungsoo,” lanjutnya.

“Ah, aku berada disini saja sedari tadi Baekkie, kamu dari mana?”  Kyungsoo menjawab dengan intonasi rendahnya, sambil berjalan mendekat kearah sang primadonanya negara Jepang. Dia mengambil ponsel di sakunya dan memotret bunga sakura yang baru mekar.

“Aku tadi berbicara dengan lelaki tampan tadi di sana, kamu tau mereka terlihat seperti bercahaya ketika berkumpul seperti itu,” celoteh yang dipanggil Baekyun dengan panjang.

“Kamu mengatakan seperti itu terus kalau melihat laki-laki lain, bukan sekali ini saja haha,” jawab lelaki yang berparas manis, dan tubuh lebih mungil dari pada temannya yang dipanggil Baaekie.

“Kyungsoo ya,” Baekhyun merespon dengan bibir di manyunin ketika mendengar perkataan temannya.

Kyungsoo adalah seorang designer ternama di negara Jepang, namanya sering terpampang di pablet besar di negara sakura tersebut. Umurnya baru saja menginjak 25 tahun dia juga merupakan lulusan terbaik di Nagoya University. Dia tinggal bersama temannya Baekhyun yang seumuran dengan dia, tetapi dengan jurusan dan Universitas berbeda. Baekhyun merupakan siswa kelulusan dari Osaka university dengan jurusan sastra inggris.

Angin berhembus dengan lembut membelai pipi siapapun yang kena dengan hembusannya. Kyungsoo melihat Baekhyun, dengan senyum jahil dia mengangkat ponselnya dan “Clik”, Kyungsoo memotret temannya secara tiba-tiba. Ekspresi Baekhyun saat itu tidak bisa terbaca, kesal iya, kaget iya, bingung iya.

“Hahahaha,” tawa Kyungsoo pecah saat itu juga tanpa memperdulikan orang-orang melihat dia dengan tatapan aneh, atau bingung. Baekhyun mendengus kesal, dia menarik nafasny secara dalam, membuka bibir kecilnya lebar, lalu “Bagi kalian yang masih sendirian butuh pendamping disini ada lelaki yang bersedia menemani kalian sepanjang hari, hahahaha” balasnya dengan sekali teriakan dan selingan tawa.

Pemilik bibir pulm berbentuk love itu mengerutkan dahinya, yang awalnya tersenyum senang karena mengerjai temannya kini menjadi datar dan melemparkan tatapan tajam kepada temannya dengan bola matanya yang bulat. Tapi percuma saja, Baekhyun tidak menanggapinya sama sekali, dia terus tertawa.

“Aku pergi,” Kyungsoo berjalan menjauhi Baekyun dengan menggurutu tidak jelas. Dia berjalan sambil tidak melihat sekeliling orang yang sedang berlalu lalang. Baekhyun terdiam lalu mencoba memanggil teman kesayangannya yang sedang ngedumel kesal tanpa memperhatikan jalan.

“YA! Kyungsoo hati-hati! Kyungsoo hey!”

Kyungsoo tidak memperdulikan temannya yang terus memanggilnya di belakang, dia terus berjalan melewati orang banyak, sampai kakinya berhenti di kedai teh di pinggir taman. Kaki nya melangkah menuju kedai tersebut. Aroma teh menyeruak di penciuman indera hidungnya, alunan biola menyapa telinganya. Kedai teh ini terlihat kuno karena beberapa barang antik bejajar  menghiasi kedai tersebut.

Bunyi loncengan di kedai tersebut berbunyi, menandakan ada tamu yang datang. Pemilik kedai tersebut tersenyum ramah melihat tamunya datang, dengan senang hati iya menyambut lelaki munggil yang berada di depannya.

“Selamat datang tuan,” sambut lelaki itu ramah.

Mata bulat Kyungsoo mengintari setiap jerjak yang berada diatas, matahari menyembul dibalik jendela membuat wajah Kyungsoo terlihat jelas. Kyugsoo melihat daftar menu yang diatas, “Aku mau hot matcha nya satu,” jarinya menunjuk papan menu diatas.

“Baik tuan,” jawab lelaki tua itu. Dia beranjak membuat hot matcha, dengan tangan lihainya dia membuat campuran bubuk greentea, air hangat, dan susu cair. Kembali lagi aroma itu menyentuh indra penciuman siapapun yang berada disana. Kedai itu sangat unik dengan lantai terbuat dari kayu jati, dan perabotan terbuat dari kayu dibentuk dengan simetris mungkin.

“Kring~” pintu yang terbuat dari kayu itu terbuka lagi, memperlihatkan orang dibalik pintu yang tengah membuka pintu kedai teh tersebut. Pancaran senja dengan awan merah bercampur ungu bisa disebut dengan senja violet terlihat jelas. Pantulan orang yang berada didepan pintu membuat Kyungsoo mengerjapkan matanya, orang itu menoleh kepada Kyungsoo.

Senja violet berpadu dengan tubuh lelaki yang lebih munggil dari orang itu, mata bulatnya bersinar terang, bibir pulm love nya terlihat merah seperti cherry, pipinya mengumpal seperti mochi dengan semburan merah menghiasinya. Sungguh Kyungsoo saat itu terkesan seperti anak dibawah umur yang harus di lindungi. Tubuhnya berbalut sweater cokelat dengan celana panjang berwarna hitam, sepatu vans hitam putih yang dikenakan dia membuat dia terkesan seperti anak kecil yang tengah menunggu ibunya dan tak lupa tas punggung bewarna cokeat yang bergelantung manja di bahunya.

“Oh sungguh ciptaan tuhan mana yang engkau dustakan,” gumam kecil sosok dibalik pintu tadi yang kini berjalan menuju Kyungsoo.

Lelaki yang tadinya membuat hot matcha memberhentikan kegiatannya, dia berbalik “Jongin, kamu sudah datang, aku kira kamu sudah balik ke London pagi tadi,” saut lelaki itu dari tempatnya.

“Ah, tidak paman aku akan berangkat besok pagi dan karena itu aku kemari untuk menikmati teh buatan paman,” saut lelaki yang bertubuh tegap, dengan kulit sedikit cokelat dan mempunyai mata yang sendu.

Kaki jenjangnya berjalan menuju Kyungsoo, dia membuat senyuman tipis untuk lelaki yang lebih pendek darinya. Kyungsoo hanya membuat wajah datar seperti tidak tertarik, tetapi hatinya tidak tenang seperti ingin meledak, ia bingung harus berekspresi seperti apa, lelaki yang dilihatnya ini sangatlah manis seperti gula jawanya orang Indonesia.

“Ini tuan hot matcha yang kamu pesan,” spontan Kyungsoo memalingkan wajahnya, dan mengambil hot matcha dari meja kasir. Ia berjalan menuju kursi yang menghadap jendela, dengan tampilan bunga sakura yang mekar di luar sana. Kyungsoo menaruh hot matcha—nya , menarik tas punggungnya di kursi sebelah lalu mulai menatap senja violet dibalik sakura yang mekar.

Iringan biola mengalun ditelinganya, dia memejamkan mata menikmati setiap not-not yang keluar dari alunan biola tersebut. Decitan lantai bahkan tidak terdengar karena alunan biola mewakili hari ini semua. Lelaki yang bernama Jongin itu telah mengambil pesananya, ia berjalan menuju Kyungsoo, entah apa yang membuatnya seperti ini. Padahal kalau dilihat dari geraknya, ia seperti seseorang yang pemalu.

“Hey, boleh aku duduk disebelah mu?” suara rendah Jongin membuyarkan lamunan Kyungsoo yang sudah terlalu dari tadi. Ia menganggukan pelan untuk sebagai balasan.

Jongin menompang dagunya, dan mengetuk jari-jari panjangnya ke meja kayu didepannya, dia melihat Kyungsoo sangat intens. Ingin sekali dirinya mengutarakan satu kata untuk mahkluk kecil yang ada didepannya, tetapi terus tertahan.

“Oh, ayolah Kim Jongin, kau pasti bisa,” rutuknya dalam hati. Alhasil sama saja, bibirnya tebalnya terbungkam tidak bisa mengutarakan kata satu kata pun. “Kau pasti bisa, ayolah” tangannya mulai mau menyentuh pundak Kyungsoo.

Cring, pintu kayu itu kembali terbuka.

“Kyungsoo ya!! Ada kabar buruk!” Teriak Baekhyun dari kejauhan. Kyungsoo menoleh, dia mengernyitkan dahinya, bingung dengan omongan Baekhyun dia membalas omongan Baekhyun dengan sedikit teriakan.

“Kenapa? Ada apa?” Jawabnya bingung.

“Ibumu, ibumu meninggal dunia Kyung, aku barusan dikabarin sedangkan kau, kau pergi dengan cepat aku susah mencarimu,” perkataan Baekhyun seperti petir di siang bolong. Kyungsoo hampir terjatuh dari kursinya, tetapi dengan sekuat tenaga dia mengambil ransel miliknya lalu pergi begitu saja meninggalkan kedai itu sambil berlari. Air mata mengalir di pipi mochi—nya. Baekhyun melihat itu langsung mengikuti langkah Kyungsoo karena khawatir dengan apa yang terjadi.

Lelaki separuh baya itu kebingungan, Jongin menghela nafas, iya mengambil tehnya lalu berjalan menuju kasir. “Biar aku yang membayar minumnya,” ucapnya pelan sembari mengambil kartu yang berada di dompet cokelat berbentuk beruang miliknya.

Jongin berjalan menuju luar, iya mengambil helemnya dan mulai mengendarai Speda Motor Gedenya. Semua orang yang melihatnya terpana karena kharisma yang terpancar olehnya.

 

To Be Continued

Hallo semua!

Saya sudah sangat lama tidak menulis terakhir 2012 di wordpress saya Hyeoraakyumin.wordpress.com jadi ini adalah tulisan comeback saya setelah bertahun-tahun, maaf untuk kekurangannya dan ini adalah cerita KaiSoo yang alurnya naik turun hehe. Terimakasih sudah membaca, semoga suka ya! Jangan lupa untuk meninggalkan jejak.

Hyeoraa